Aku Kenal Tuhan...
Pencerahan : Rumah Tuhan ...
BENARDia bukan siapa-siapa, bahkan hanya dari sekumpulan orang" tersisihkan. Keberadaannya seakan tak berarti untuk diingat. Akan tetapi, dia adalah manusia yang juga memiliki airmata.
Kini dia menangis, karena kehilangan sesuatu yang sangat berharga bahkan lebih dari jiwanya.
Tangis yang tiada henti, pagi dan siang terlebih malam hari saat semua makhluk beristirahat.
Tangisannya tak mengenal lelah, tangisan yang diiringi kata kecewa pada Sang Pencipta.
"Engkau telah memberikan apa yang aku minta, tetapi mengapa Engkau seakan mempermaikanNYA.
Engkau memberi dan mengambilnya kembali?!"
Serak karena bercampur airmata kecewa.
Doa yang selalu dia ulang dengan airmata yang sama, hari demi hari bahkan melewati minggu.
Yah, seakan dia tak pernah kehabisan airmatanya.
Namun Sang Pencipta tetaplah diam, seolah-olah tidak peduli dengan kesedihannya.
Minggu ketiga telah dia lewati dengan kecewa, karena dia tidak menemukan jawaban dari kesedihannya.
Semakin dia bertanya kepada Sang Pencipta, semakin kosong semua pikirannya.
Dia tidak mampu berdebat dengan Tuhan, karena Tuhan selalu diam.
Tetapi airmata tetaplah airmata, sumber mata air yang dimiliki hampir semua makhluk hidup.
Airmata yang keluar dari hati yang hancur, sanggup meredakan gemuruh kekecewaannya.
"Tuhan aku tahu mengapa Engkau diam, karena jika Engkau yang bertanya, Pastilah Engkau sudah tahu jawabanku".
''Ampuni aku yang bodoh ini Tuhan. Tuhan sekarang beritahu aku ini Tuhan, siapa Engkau sebenarnya???''.
Dia sadar itu pertanyaan yang sederhana, dan dia ingin tahu.
Pertanyaan yang di ucapkan dengan tulus bercampur airmata kerendahan hati.
Bulan pertama terlewati, tetapi dia masih mengucap kata sang sama "Tuhan siapa engkau sebenarnya?''.
Dia sendiri tidak mengingatnya jam berapa tepatnya, yang dia ingat adalah entah sudah yang keberapa ratus kalinya dia mengucapkan kalimat tsb, lalu antara sadar dan tidak dia merasakan hadirat Tuhan ada didekatnya.
Dan dia yakin sekali Tuhan sedang berada didekatnya. Dia hanya terdiam tidak sangup berkata-kata, hadirat Tuhan disertai kedamaian yang sangat, menyelimuti seluruh jiwa raganya.
Dan dia merasakan Tuhan sedang memegang tangannya, lalu mengajaknya menaiki pucak seperti gunung yang tinggi.
Begitu lembut Tangan yang dia rasakan memegang tangannya. Sekalipun dia tidak dapat melihat sosokNYA.
Hatinya kini diliputi suka-cita yang tak terkira dia bahkan lupa rasa lelah yang dirasakan karena menagis.
Dia tidak berpikiran suatu apapun, damai Tuhan telah menimangnya bagai bayi dalam pelukan ibu.
Dia sekarang sudah berada dipuncak tertinggi isi dunia, bahkan dia dapat memegang bintang dan menyentuh matahari.
Semua isi dunia dapat dilihat dari atas sini. Dan yang lebih membuatnya heran, dia sekan Tahu untuk apa semua itu diciptakan.
Lalu dia merasakan tangan Tuhan kembali memegangnya kemudian membawanya kembali ke suatu tempat dan berhenti disitu.
Dia tidak meliahat suatu apapun disitu. Yang dia rasakan adalah hadirat Tuhan dan kedamaian yang teramat sangat.
Dia meyakini ini adalah Rumah Tuhan.
Lalu dengan hati-hati dia berkata: "Tuhan inikah tempatMU?''.
"Benar anakku, lihatlah baik-baik".
Suara yang dia dengar saat menjawab pertanyaannya begitu lembut dan sukar untuk dijelaskan betapa berwibawa dan indahnya.
Mendengar itu, dia kemudian mencoba memperhatikan dengan seksama, tetapi tetap saja dia tidak bisa melihat sesuatu, bukan gelap, juga bukan putih tetapi sesuatu yang penuh kedamaian yg tidak bisa diungkapkan sekalipun dengan warna.
"Tuhan aku tidak melihat suatu apapun?". Dia menjawab dengan ragu.
"Anakku lihatlah baik-baik".
Suara itu kembali terdengar dengan irama yang masih tetap lembut dan berwibawa.
Sekarang dia mencoba berjalan kekanan dan kekiri memeriksa, untuk memastikan apa yang akan dilihat.
Tetapi sekalipun dia memaksa matanya untuk melihat, tetap saja dia tidak bisa melihat apa-apa.
Dengan suara hampir menangis dia berkata:"Tuhan, aku tidak melihat apa-apa".
Masih dengan suara yang lembut, sosok yang dia percaya sebagai Tuhan itu menjawab dengan kalimat yang tetap sama, "Anakku, lihatlah baik-baik", sembari memegang kepalanya dan mengusap dengan lembut.
Demi mendengar jawaban yang sama, dia sekarang sudah tidak dapat menahan tangisnya, dia berpikir sudah tiga kali Tuhan menyuruhnya melihat bahkan sambil mengusap kepalanya.
Dia kini duduk sambil terus menangis. Sekali lagi airmata adalah suatu hal yang ajaib.
Saat airmata keluar menutup bola mata, samar-samar dia melihat sesuatu, kemudian dia mencoba untuk menutup matanya.
Alangkah terkejutnya dia, bahkan hampir tak percaya dengan apa yang dia lihat, saat menutup mata sesuatu yang dia anggap hal sepele: "Tuhan hanya itukah yang Engkau miliki?".
Pertanyaan seakan tak percaya dan kecewa.
"Benar anakku, cuma cinta kasih dan pengampunan".
Demi mendengar penjelasan yang dia yakini itu adalah suara Tuhan, tersungkurlah dia sambil memeluk kaki Tuhan dan menagis.
"Jadi jika selama ini aku meminta sesuatu ini itu dari padaMU, apakah engkau menukarnya?".
"Benar anakku karena engkau memintanya".
Jawab Tuhan dengan penjelasan yang membuka semua jalan pikirannya.
"Tuhan, bolehkah aku memintanya?".
Jawab Tuhan: "Ambillah sebanyak yang engkau mau, karena didunia tidak ada yang menginginkannya".
Tuhan lalu memegang dia dan mengangkatnya berdiri.
"Sekarang pulanglah, engkau sudah tahu semuanya".
Dia lalu berjalan pergi, jika dia tadi datang dengan sorak-sorai dan suka cita, tapi saat pulang, seluruh tubuhnya seakan tanpa tulang, airmata kesedihannya kembali turun,
Bukan airmata kekecewaan, melainkan airmata penyesalan yang dalam.
Dulu dia menganggap Tuhan memiliki segalanya, Sekarang dia tidak berani meminta sesuatu dari Tuhan, terkecuali cinta kasih dan pengampunan, dan dia tidak ingin menukarnya dengan dunia dalam bentuk apapun.
Bahkan saat Tuhan memberi buah hati yang baru sebagai ganti tanpa dia memintanya.
Dia selalu berdoa: "Tuhan jangan ambil kasih dan pengampunan Mu, sebagai gantinya".
Sekarang hidupnya dipenuhi pencerahan, mengasihi Tuhan dengan caranya.
Dan melihat dunia ini dari sudut yang berbeda.
Terkadang ada hal yang mustahil menjadi nyata, dan jika itu terjadi perubahan pasti terjadi dalam hidup.
Pertanyaan ialah: apakah aku kenal Tuhanku???.
SANDALPLASTIK 2022
Saat airmata keluar menutup bola mata, samar-samar dia melihat sesuatu, kemudian dia mencoba untuk menutup matanya.
Alangkah terkejutnya dia, bahkan hampir tak percaya dengan apa yang dia lihat, saat menutup mata sesuatu yang dia anggap hal sepele: "Tuhan hanya itukah yang Engkau miliki?".
Pertanyaan seakan tak percaya dan kecewa.
"Benar anakku, cuma cinta kasih dan pengampunan".
Demi mendengar penjelasan yang dia yakini itu adalah suara Tuhan, tersungkurlah dia sambil memeluk kaki Tuhan dan menagis.
"Jadi jika selama ini aku meminta sesuatu ini itu dari padaMU, apakah engkau menukarnya?".
"Benar anakku karena engkau memintanya".
Jawab Tuhan dengan penjelasan yang membuka semua jalan pikirannya.
"Tuhan, bolehkah aku memintanya?".
Jawab Tuhan: "Ambillah sebanyak yang engkau mau, karena didunia tidak ada yang menginginkannya".
Tuhan lalu memegang dia dan mengangkatnya berdiri.
"Sekarang pulanglah, engkau sudah tahu semuanya".
Dia lalu berjalan pergi, jika dia tadi datang dengan sorak-sorai dan suka cita, tapi saat pulang, seluruh tubuhnya seakan tanpa tulang, airmata kesedihannya kembali turun,
Bukan airmata kekecewaan, melainkan airmata penyesalan yang dalam.
Dulu dia menganggap Tuhan memiliki segalanya, Sekarang dia tidak berani meminta sesuatu dari Tuhan, terkecuali cinta kasih dan pengampunan, dan dia tidak ingin menukarnya dengan dunia dalam bentuk apapun.
Bahkan saat Tuhan memberi buah hati yang baru sebagai ganti tanpa dia memintanya.
Dia selalu berdoa: "Tuhan jangan ambil kasih dan pengampunan Mu, sebagai gantinya".
Sekarang hidupnya dipenuhi pencerahan, mengasihi Tuhan dengan caranya.
Dan melihat dunia ini dari sudut yang berbeda.
Terkadang ada hal yang mustahil menjadi nyata, dan jika itu terjadi perubahan pasti terjadi dalam hidup.
Pertanyaan ialah: apakah aku kenal Tuhanku???.
SANDALPLASTIK 2022
Tipe Font | |
---|---|
Warna Font | |
Ukuran Huruf | |
Reset? |